Percaya Diri datang dari Hati yang Ikhlas
“ Seorang anak yang tumbuh dengan cinta, kelak cinta lah yang akan menemaninya”
Menjadi ibu adalah hal luar biasa yang tidak semua wanita
bisa merasakan nikmatnya. Melahirkan seorang anak yang telah tumbuh dalam rahim
selama 9 bulan. Mereka tumbuh dengan kuasa Tuhan, segala yang ada pada mereka,
darahnya, dagingnya, detaknya, ibunyalah yang senantiasa menemani. Melihat
seorang anak yang begitu imut dan lucu dan keajaiban yang ada padanya,
membuatku merasa ingin mempunyai seorang anak saat itu juga, padahal umurku
masih belasan tahun. Harapan yang aneh dan tidak masuk akal bagi orang
seumuranku waktu itu.
Sekarang umurku sudah 25 tahun, dan aku pun sudah memenuhi
harapanku untuk menjadi seorang ibu yang melahirkan seorang anak yang tumbuh di
rahimku, dengan darah dan daging yang menyatu dalam tubuhku.
Tanggal 14 April
2015, hari anak pertamaku lahir, seorang anak perempuan, dengan perjuangan yang
berat dan sakit yang sangat, semua terbayar ketika tangisan kecilnya menggema,
semua luka pun menjadi nikmat.
Hadzwa putri pertamaku |
Setahun berlalu, malaikat kecilku telah tumbuh
menjadi anak yang jauh dari bayanganku. Dia sangat aktif, banyak ngocehnya,
kalau ngomel suka ga jelas, menguasai bahasa dengan cepat, tanggap, kalau lagi
teriak suaranya melengking sampai ke ujung komplek. Sekarang harapanku adalah
bisa terus menemaninya tumbuh, memberinya kasih sayang penuh seorang ibu dan
mengembangkan bakatnya, menstimulasinya dengan baik agar ia kelak menjadi
pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab.
“ Harapan Untuk manusia, Kenyataan dan Takdir Allah lah yang berkuasa”
Tapi Allah berkehandak lain, harapanku untuk
mencintainya dan memberinya kasih sayang penuh, rupanya harus terbagi dengan
hadirnya malaikat kecil lain yang baru tumbuh dalam rahimku. Ya, aku hamil lagi
anak kedua, hamil yang tak kusangka-sangka, nikmat dari Allah yang datang
tiba-tiba. Sedih, senang, malu, merasa terbebani dan merasa bangga, tercampur
aduk dalam kehamilanku kedua yang begitu dekat jaraknya.
Aku takut orang lain
akan memandang dengan pandangan menghina, seakan-akan mereka mengatakan secara
tersirat
“ Enak ya bikin anak terus, emang ga mikir apa, mendidik dan memelihara anak itu mudah”,
“kasihan kakaknya ga dapet kasih sayang”,
bahkan omongan paling parah justru keluar dari mulut seorang yang bertugas di bidang kesehatan, ketika aku sedang memeriksakan kandungan, dia berkata
“ Hah! Ibu punya anak bayi, sekarang lagi hamil lagi? Yang bener aja BU!”.
Aku hanya tersenyum, sakit sih tapi mau bagaimana lagi, semua sudah ditakdirkan dan inilah rezeki dari Allah untuk ku dan suami. Tapi rasa ketidakpercayaan diriku mulai muncul perlahan.
“ Enak ya bikin anak terus, emang ga mikir apa, mendidik dan memelihara anak itu mudah”,
“kasihan kakaknya ga dapet kasih sayang”,
bahkan omongan paling parah justru keluar dari mulut seorang yang bertugas di bidang kesehatan, ketika aku sedang memeriksakan kandungan, dia berkata
“ Hah! Ibu punya anak bayi, sekarang lagi hamil lagi? Yang bener aja BU!”.
Aku hanya tersenyum, sakit sih tapi mau bagaimana lagi, semua sudah ditakdirkan dan inilah rezeki dari Allah untuk ku dan suami. Tapi rasa ketidakpercayaan diriku mulai muncul perlahan.
Setiap pergi ketempat umum yang banyak orang berlallu lalang
dan saling memperhatikan, aku mulai merasa tak nyaman. Tak nyaman karena aku
merasa mereka semua mengatakan hal yang sama
“ Hah lagi hamil?, padahal kan punya anak kecil”,
aku merasa malu dan tak percaya diri, dan boom! Itu hanya pikiran negatif ku tentang mereka. Pemikiran yang tak berdasar, padahal belum tentu mereka memperhatikanku.
“ Hah lagi hamil?, padahal kan punya anak kecil”,
aku merasa malu dan tak percaya diri, dan boom! Itu hanya pikiran negatif ku tentang mereka. Pemikiran yang tak berdasar, padahal belum tentu mereka memperhatikanku.
Pada suatu saat aku lihat sebuah postingan di instagram,
seorang ibu bule yang sedang hamil, berfoto dengan seorang anak di stoller,
yang menurutku anak itu belum 2 tahun. Setelah aku baca captionnya, ternyata
ibu itu mempunyai 2 anak dalam jarak yang sangat dekat, bahkan lebih dekat dari
pada aku. Setelah aku stalking IG nya banyak foto dia memamerkan perut
buncitnya bersama anak pertamanya. Dia begitu bangga berpose di setiap foto yang
dipostingnya. Aku jadi heran, kok bisa ya dia bangga, padahal aku disini, di
Indonesia merasa malu, jika punya anak dalam jarak dekat.
@kingsleigh.remington (Kingsleigh 18 month, Remington 7 weeks) |
Apa mungkin karena status sosial, atau mungkin juga karena
beda adat istiadat serta normanya dan latar pendidikannya, entah lah yang mana,
yang jelas bukan hanya dia saja, ternyata masih banyak ibu-ibu lain di luar
sana yang sama bangganya punya anak dengan jarak yang dekat. Dari sini lah
kepercayaan diriku mulai muncul kembali.
Tanggal 1 Oktober 2016 anak kedua ku lahir, seorang anak
laki-laki yang imut. Pada saat persalinannya aku lebih tenang karena ini
pengalaman keduaku. Dan luka masa pasca persalinan ku sembuh dengan cepat. Mulai
sekarang aku akan terus berfikir positif dan menjadi lebih percaya diri. Apa
yang terjadi pada diriku, bukan salah ku atau suamiku, atau salah siapapun,
semuanya telah tertulis dalam buku takdirku. Dengan pikiranku yang positif aku
percaya, aku bisa mengasuh kedua anakku dengan possitif juga, sehingga
dua-duanya merasakan kasih sayang penuh yang kumiliki tanpa harus di bagi-bagi.
Hasbi putra keduaku |
Agar pikiran tambah positif, banyak faktor yang harus
mendukungnya. Termasuk kondisi kepala dan rambut. Kalau rambutku halus,
lembut ga berminyak dan segar, kepala akan nyaman, akhirnya pikiran pun menjadi
lebih terang, sehingga tingkat stress pun menurun, jadi ketika menghadapi dua
anak, dan kedua-duanya rewel, bisa dihadapi dengan kepala dingin. Karena
bagaimana pun juga emosi itu takkan menyelesaikan masalah. Ditambah diriku yang memakai hijab, kalau kesegaran rambutnya tak terjaga bisa pusing batin dan jiwa.
Kebetulan sekali, Serioxyl Confidence dari L'Oreal Indonesia mengadakan quiz tentang confidence, aku pun penasaran, sampai mana dan jenis apakah percaya diriku selama ini. Langsung saja aku ikuti kuisnya dengan klik www.serioxyl-confidence.com. Ada voucher perawatan rambut gratis pula, semoga bisa merasakan segarnya serioxyl dari Loreal.
Inilah hasil Quiz ku |
Menyenangkan sekali setelah tahu hasil dari quiz ini, selalu berfikir positif dan terus belajar. Karena percaya diri itu datang dari hati yang ikhlas.
sumber gambar : - dokumentasi pribadi“post ini diikutsertakan dalam Blog Competition Serioxyl X IHB“.
- instagram @kingleigh.remington
Komentar