Part 2

Ya.. Akhirnya setelah pembukaan 5 langsung 8, 9, akhirnya 10.
Anehnya justru pas pembukaan 10 mulesnya banyak ngilangnya. Air ketuban belum pecah, dan dipecahin bidannya. Dan dengan perjuangan mengejan beberapa kali (lupa berapa kali ya? Mungkin 5)
Akhirnyaaaaaa....... Pertemuan ku dengan bayi yang kukandung selama 9 bulan pun keluar dengan sehat, selamat, lancar. Lahir dengan berat 27 kg dan panjang 46 cm. Munggil. Imut..
Subhanallah.. Walhamdulillah... Terimakasih ya Allah engkau memberikan anugrah yang luar biasa. Anak yang sehat dan sempurna.
Moment terindah.
Ga cukuplah buat mengungkapkan kata2. Intinya mah Its Wonderfull moment.
Eitsss.... Maybe.. You asking each other.. About my husband. Where is he? Di momen yang sepenting ini, kok ga nonggol2.
Ya I'm not forgot it. But, pembahasan tentang dia memang harus dikhususkan. Seharusnya ada satu pos khusus buat nyeritain bagaimana perjuangan my lovely hubby. Tapi berhubung pos yang ini masih perlu diisi, aku terusin aja disini.
Ya aku beruntung punya suami seperti dia. Aku bangga pada banyak hal. Tapi disini aku khususkan menceritakan bagaimana dia menemaniku dari mulai seminggu sampai detik2 proklamasi.. Hehee bukan detik2 kelahiran jabang bayi.
Dia suami SIAGA Lah pokoknya. Ketika mules2 ku lebih intens.. Dia tak pernah pergi dari sisiku. Megang tanganku dan berusaha menenangkan ku. Sampai akhirnya aku pembukaan 10 bidannya kasih liat dia bagaimana posisi kepala bayinya. Tapi dia sama sekali tidak gemeter, takut atau mual. Mungkin dia memang biasa lihat darah dirumah sakit tempat kerjanya. Sampai ketuban dipecahkan dia lihat. Sampe bidan melakukan epiomise ( apaan yah namanya lupa, pokoknya tindakan penggutingan daerah perineum agar bayi bisa keluar dan sobeknya ga acak2 kan) itu darah kayak disemprotin muncrat kemana2. Bidannya bilang " Bapak kok ga takut ya?, biasanya yg lain udah pusing-pusing" . suamiku hanya tersenyum dan bilang " udah biasa liat darah".
Dan akhirnya dede bayi keluar suamiku juga lihat. Dan yang paling terakhir dari semua proses ini adalah dia menemaniku ketika aku dijahit didaerah yg digunting itu. Bagiku melahirkan memang menyakitkan tapi menyenangkan. Tapi ketika dijahit itu lebih menyakitkan dari apapun. Aku dijahit sampai hampir 20 jahitan luar dalam. Sakitnya terasa menusuk ubun2. Dan suami ku ga lepas meluk aku. Mulai dari jahitan ke satu sampai jahitan terakhir. Dan ternyata dari semua proses dan tahap2 melahirkan. Dijahit lah proses yang paling sakit! Beruntung ibu2 yang ga dapat jahitan ketika melahirkan. Untuk sembuh total dari jahitan itu aku butuh proses lebih daru 3 bulan. Dan itu sangat tidak menyenangkan. Ya tapi aku ga kapok sih buat melahirkan lagi. Ehmm maksud aku.. Aku ga trauma masalah jahit menjahit itu. Walaupun nanti seumpama Allah mengqodar lagi untuk diberi titipan. Aku tidak merasa trauma. Insyallah...

Komentar

Postingan Populer